Invalid Date
Dilihat 0 kali
Baloi adat di bangun pada tahun 1997, nenek moyang mendirikan Baloi adat bertujuan untuk menampung banyak orang melakukan berbagai macam acara seperti acara pernikahan, acara kematian bahkan penyelesaian masalah diselesaian di baloi adat ini.
Sebelum 1997, Baloi adat dayak bulusu memiliki bangunan panjang dan tinggi sekitar 15/20 meter digunakan untuk tempat tinggal 1 kampung, masing-masing keluarga mendiami 1 lamin (kamar). secara adat lamin tidak bisa masuk sembarang orang, dendanya berupa tempayan sekitar 5-20 juta. Memiliki beberapa tempat masak tradisional yang bernama depuan.
Alasan Baloi adat memiliki bangunan tinggi konon untuk mengelabui musuh, baloi adat setinggi itu memiliki 1 tangga bentuknya seperti kayu bulat sehingga jika ada musuh yang melawan dengan menaiki tangga itu, tangga itu akan didorong hingga musuh-musuh berjatuhan. Alat perang yang nenek moyang gunakan adalah mandau dan perisai, mandau adalah untuk menahan serangan dan perisai untuk melawan musuh.
Acara adat yang dilakukan di baloi adat yang paling dikenang adalah acara kematian, dulu jika ada orang meninggal bisa 1 bulan bahkan 1 tahun baru dikuburkan, konon katanya dari keluarga yang meninggal harus mencari 1 kepala dari suku lain sehingga baru bisa dimakamkan, acara pemakamannya juga di letakkan di peti mati, lalu diletakkan di atas pohon ulin yang telah dibentuk cabang dua.
Baloi adat digunakan sebagai pusat pertahanan dan pusat kebudayaan. Pusat pertahanan untuk menghindari perang antar suku dan pusat kebudayaan untuk kegiatan musyawarah adat.
Baloi adat dulu berbeda dengan baloi adat sekarang, sekarang hanya digunakan untuk pusat kebudayaan. Seiring berjalannnya waktu dan bersamaan dengan merdekanya indonesia perang antar suku sudah ditiadakan dan acara kematian dikebumikan setiap 3 hari setelah meninggalnya seseorang.
Bagikan:
Desa Sebawang
Kecamatan Sesayap
Kabupaten Tana Tidung
Provinsi Kalimantan Utara
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini